Sejak meletus pada 26 Oktober 2010 lalu, berbagai material telah dikeluarkan Gunung Merapi. Mulai awan panas (wedhus gembel), lahar panas, lahar dingin, abu vulkanik, kerikil, sampai bongkahan.
"Saat ini erupsi Merapi telah mengeluarkan 50 juta meter kubik material," kata Kepala Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, R Sukhyar, di Kantor Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, Kamis, 4 Oktober 2010.
Jumlah material itu jika diangkut membutuhkan sekitar 4 juta lebih truk tronton yang berkapasitas angkut 12 meter kubik. Menurut Sukhyar, jika terjadi curah hujan cukup tinggi, ancaman lahar dingin sangat membahayakan. Masyarakat yang berada di dekat sungai yang berhulu dari Merapi agar berhati-hati.
Pembentukan magma yang berada 100 Km di bawah puncak Merapi saat ini terus berjalan. Suplai magma saat ini cukup besar dan nanti keluarnya juga besar. "Melihat bahaya Merapi, kami merekomendasikan penduduk 32 desa diungsikan ke tempat yang lebih aman karena berada di zona bahaya Merapi," papar dia.
Sedangkan untuk penambahan zona aman menjadi 15 Km dari sebelumnya 10 Km, dipastikan akan menambah jumlah pengungsi baru. Maka itu, seiring penambahan jumlah pengungsi juga harus ada penambahan jumlah barak pengungsian dari yang ada saat ini.
"Jumlah pengungsi di Kawasan Rawan Bencana II dan Kawasan Rawan Bencana III mencapai 25 ribu jiwa. Saat ini jumlah pengungsi yang sudah tinggal di barak-barak telah mencapai 22 ribu jiwa," kata Komandan Satkorlak Penanggulangan Bencana Merapi, Widi Sutikno.
Bupati Sleman Sri Purnomo menyatakan sejak Rabu (3/11) malam hingga Kamis (4/11) beberapa posko pengungsian di zona III yang telah dikosongkan yaitu posko Glagaharjo, Umbulharjo, Kepuharjo, Posko SD Pandanpuro dan Pusbang Mhammadiyah Ngipiksari.
"Kami juga mulai membangun posko baru untuk para pengungsi termasuk sarana dan parasarana seperti MCK dan tangki air," kata Sri Purnomo.
Akibat hujan lebat yang berlangsung cukup lama di puncak Merapi menyebabkan banjir lahar dingin terjadi di tiga sungai yaitu Kali Gendol, Kali Boyong dan Kali Kuning. Banjir lahar dingin tersebut mengakibatkan pipa penyaluran Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) rusak, lima rumah hanyut dan sebuah jembatan ambrol.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar