Kisah Lengkap Persib vs AC Milan (Italia)
Saya mengucapkan terima kasih kepada para bobotoh (masyarakat pencinta Persib) yang selama ini masih tetap setia untuk mengunjungi blog BukuPersib meskipun akhir-akhir ini (1 oktober s.d. 28 november 2009) tidak aktif. Namun, dalam masa-masa tidak aktif ini, ternyata masih ada saja kata kunci yang selalu hidup tiap hari. Jumlahnya pun sangat dominan.
Sampai saat ini (Sabtu, 28 November 2009), kata kunci “Persib vs AC Milan” masih menjadi favorit bagi bobotoh. Karena itu, BukuPersib mencoba untuk menelusuri berita (artikel) tentang cerita lengkap pertandingan persahabatan internasional tersebut. Apalagi, saya selaku pengelola blog ini menjadi saksi mata di Senayan yang kebagian tiket murah meriah Rp 5 ribu perak Inilah artikel (diterbitkan Galamedia, 27 Maret 2009) karya Sdr. Endan Suhendra (wartawan Galamedia). Endan Suhendra adalah penulis buku “Persib Aing” bersama Dani Wihara (wartawan Media GO). Selamat menikmati!
*****
PESTA kemenangan dan euforia keberhasilan menjadi juara Kompetisi Perserikatan 1993/1994 belum usai. Acara bagi-bagi bonus pun masih terus berlangsung. Nah, di tengah banjir bonus itu, Persib mendapatkan bonus tambahan dari PSSI, yaitu diberikan kesempatan untuk menjajal klub raksasa Italia, AC Milan, yang akan berkunjung ke Indonesia. Pertandingan juara kompetisi amatir Indonesia 1993/1994 dengan juara Seri A Liga Italia musim yang sama itu dijadwalkan pada 4 Juni 1994 di Stadion Utama Senayan, Jakarta.
Bagi Persib, kesempatan menjajal klub besar Eropa itu merupakan yang kedua. Sebelumnya, pada 11 Juni 1987, Persib juga berkesempatan menjajal PSV Eindhoven yang saat itu diperkuat Ruud Gullit, Eric Gerets, dan Ronald Koeman. Saat itu, dengan formasi Wawan Hermawan/Erick Ibrahim (kiper), Dede Iskandar, Ade Mulyono, Ujang Mulyana, Adeng Hudaya, Bambang Sukowiyono, Uut Kuswendi, Iwan Sunarya/Dadang Kurnia, Adjat Sudradjat, Yudi Guntara, dan Dede Rosadi/Sarjono, Persib dihajar PSV 0-6.
Seperti yang sudah diagendakan, akhir Mei, rombongan Milan tiba di Jakarta. Selama lima hari di Jakarta, para pemain dan ofisial Milan menginap di Hotel Horison, Ancol.
Di antara daftar pemain Milan yang diboyong pelatih Fabio Capello tidak terdapat nama Franco Baressi dan Paolo Maldini yang tengah berkonsentrasi membela timnas Italia di Piala Dunia 1994 di Amerika Serikat. Dua bintang Belanda, Ruud Gullit dan Marco Van Basten juga tidak turut ke Indonesia. Gullit sedang dipinjamkan ke Sampdoria, sedangkan Basten dibekap cedera. Sedangkan Jean Piere Papin memang ada dalam rombongan, tapi ia tidak bisa dimainkan karena kontraknya sudah habis per 31 Mei 1994 dan sudah memilih hijrah ke Bayern Munich.
Tanpa Baressi, Maldini, Basten, Gullit, dan Papin, tidak lantas kekuatan Milan dan Persib menjadi berimbang. Sebab, dalam rombongan yang datang ke Jakarta masih ada pemain-pemain ternama lainnya macam Marcel Dessailly, Zvonimir Boban, Dejan Savicevic, Gianluigi Lentini, Filippo Galli, Mauro Tassoti, Christian Panucci, Stefano Eranio, Fernando Di Napoli, Enzo Francescoli, Brian Laudrup, dan penjaga gawang Sebastiano Rossi. Di antara mereka, ada sederet nama pemain muda yang tengah dimatangkan Capello macam Paolo Baldieri, Christian Antigori, dan Stefano Desideri.
Empat gol sebabak
Pada Sabtu, 4 Juni 1994, pertandingan Persib kontra Milan tiba. Sebelas pemain Milan masuk ke lapangan dengan penuh kepercayaan diri tinggi. Di sisi lain, para pemain Persib harus sudah berjuang melawan rasa “kekurangpedeannya”, terutama melihat postur besar Lentini dan kawan-kawan. “Bayangkan, saya saja hanya sepundak mereka,” kata Yusuf Bachtiar.
Beberapa pemain Persib yang diturunkan pelatih Indra M. Thohir dalam pertandingan itu adalah Aries Rinaldi (kiper), Robby Darwis, Roy Darwis, Yadi Mulyadi, Dede Iskandar, Nandang Kurnaedi, Mulyana, Yusuf Bachtiar, Yudi Guntara, Kekey Zakaria, dan Sutiono Lamso.
Saat pertandingan dimulai, para pemain Milan tampil santai. Tapi, karena perbedaan kualitas pemain yang jomplang, Persib praktis hanya mampu bermain selama 15 menit pertama. Seperti diakui Yusuf Bachtiar, selanjutnya Persib keteteran. “Selebihnya, kita digubag-gabig,” kata Yusuf sambil tersenyum.
Yusuf benar, Milan hanya memberikan angin di 15 menit pertama. Setelah itu, Dejan Savicevic unjuk gigi dengan mencetak dua gol cepat pada menit 17 dan 18. Delapan menit berselang, giliran Lentini yang menjebol gawang Aries Rinaldi untuk ketiga kalinya. Satu menit kemudian, Baldieri mengakhiri “penderitaan” Persib di babak pertama.
Sudah unggul empat gol di babak pertama, tidak membuat para pemain Milan puas. Apalagi, yang tampil di babak kedua kebanyakan pemain muda yang masih dalam tahap pemantauan Capello. Baldieri memastikan mencetak hattrick berkat dua gol tambahannya pada menit 48 dan 58. Dua gol tambahan Milan yang menggenapkan kemenangannya menjadi 8-0 dilengkapi Christian Antigori menit ke-68 dan Stefano Desideri menit ke-78. (endan suhendra/”GM”)**
Ditulis dalam AC Milan (Italia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar